Pengaruh Jenis Makanan Terhadap Perkembangan Kumbang Beras


contoh karya ilmiah

Pengaruh Jenis Makanan Terhadap Perkembangan Kumbang Beras


Oleh
Kelompok XII
                1. Defri Kurniawan Zai        NISN :………………….
                2. Firdaus Al Fahri               NISN :………………….
                3. Ilham                                  NISN:…………………..
Guru Pembimbing : Suhandi S.Pd
        DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG          
                               SMK NEGERI 2 PADANG                                      
 2011

Pengaruh Jenis Makanan Terhadap Perkembangan Kumbang Beras

KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh jenis makanan terhadap perkembangan kumbang beras.

DAFTAR ISI
BAB 1. Pendahuluan……………………………………………………………………………...3
1.      Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………...3
2.      Rumusan Masalah……………………………………………………………………..5
3.      Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………..5
4.      Merumuskan Hipotesis ……………………………………………………………….5
BAB 2. Tinjauan Pustaka ………………………………………………………………………...6
BAB 3. Melakukan Eksperimen ………………………………………………………………….6
BAB 4. Hasil & Analisis/Pembahasan ……………………………………………………………7
BAB 5. Kesimpulan dan saran…………………………………………………………………….7
BAB 1 .  Pendahuluan
1.      Latar Belakang Masalah
a.      Beras
Beras  adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma' (bagian yang menutupi).
Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.
Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari
  • aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit,
  • endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan
  • embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras.
Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air.
Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:
  • amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang
  • amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket
Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.

b.      Beras Merah
beras yang berwarna merah atau beras merah diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Beras merah yang telah dikenal sejak tahun 2.800 SM ini, oleh para tabib saat itu dipercaya memiliki nilai nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Meski, dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi hasil analisis Nio (1992) menunjukkan nilai energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal). Selain lebih kaya protein (6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan kandungan tiaminnya yang lebih tinggi (0,12 mg : 0,31 mg).
Kekurangan tiamin bisa mengganggu sistem saraf dan jantung, dalam keadaan berat dinamakan beri-beri, dengan gejala awal nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sembelit, mudah lelah, kesemutan, jantung berdebar, dan refleks berkurang.
Unsur gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah fosfor (243 mg per 100 gr bahan) dan selenium. Selenium merupakan elemen kelumit (trace element) yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang mampu mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dalam membran sel hingga merusak membran tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya. Karena kemampuannya itulah banyak pakar mengatakan bahan ini mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
c.       Kumbang Beras
Kumbang beras (atau lebih dikenal awam sebagai kutu beras) adalah nama umum bagi sekelompok serangga kecil anggota marga Tenebrio dan Tribolium (ordo Coleoptera) yang dikenal gemar menghuni biji-bijian/serealia yang disimpan. Kumbang beras adalah hama gudang yang sangat merugikan dan sulit dikendalikan bila telah menyerang dan tidak hanya menyerang gabah/beras tetapi juga bulir jagung, berbagai jenis gandum, jewawut, sorgum, serta biji kacang-kacangan. Larvanya bersarang di dalam bulir/biji, sedangkan imagonya memakan tepung yang ada.
Tenebrio molitor lebih dikenal sebagai ulat hongkong, yang larvanya biasa dijadikan pakan burung peliharaan. T. obscurus juga kerabat T. molitor yang menjadi hama gudang. Tribolium castaneum adalah serangga model yang biasa dipakai untuk penelitian-penelitian genetika sekaligus hama. Kerabatnya yang lebih gelap, Tribolium confusum, lebih umum dikenal dan luas tersebar. Tribolium destructor berwarna hitam kelam dan hanya dijumpai di Eropa, Amerika, dan Afrika.
Berdasarkan latar belakang tersebut kami ingin mengadakan penelitian mengenai   pengaruh jenis makanan terhadap pekembangan kumbang beras dengan membedakan populasi kumbang beras.

2.      Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh jenis makanan terhadap perkembangan kumbang beras ?
3.      Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh jenis makanan terhadap perkembangan kumbang beras.
4.      Hipotesis Penelitian
Ho    : Tidak ada pengaruh jenis makanan terhadap perkembangan kumbang beras.
Ha    : Ada pengaruh jenis makanan terhadap perkembangan kumbang beras.

BAB 2. Tinjauan Pustaka
BAB 3. Bahan Dan Metode Kerja
Bahan & alat :
1.      Kumbang beras 30 ekor
2.      Beras merah dan beras putih
3.      Botol aqua menengah 6 botol
4.      Gunting, kertas, lem, pena dan
5.      Penggaris
Langkah kerja :
1.      Siapkan 6 buah botol aqua kosong yang kering dan kumbang beras.
2.      Lalu masukkan beras putih dan beras merah setiap 3 botol. Masing-masing botol berisi beras lebih kurang ½ botol.
3.      Setelah itu, Masukkan 6 ekor kumbang beras ke setiap botol yang telah berisi beras putih dan beras merah.
4.      Lalu tandai botol dengan kertas dan tulis A1, A2, & A3 ke setiap botol yang berisi beras putih. Dan B1, B2, & B3 untuk botol yang berisi beras merah.
5.      Lalu Amati 1 x 2 hari dalam 20 hari dan foto kumbang beras tersebut sebanyak 4 kali.






BAB 4. Hasil & Analisis/Pembahasan
Data Pengaruh Jumlah Populasi
Perlakuan atau Ulangan
Pengaruh hari ke-
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
A1
6
5
5
5
5
5
5
5
5
5
A2
6
6
6
7
7
7
6
6
6
6
A3
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
B1
6
6
6
6
6
5
5
5
5
5
B2
6
6
6
5
5
5
4
4
4
4
B3
6
6
6
6
6
6
6
4
3
3

BAB 5. Kesimpulan Dan Saran







Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar